Gunung Pangrango, 7-8 September 2013

Ini adalah nasihat klasik

Tetapi akan merugi rasanya tidak diresapi

Gunakanlah waktumu dengan baik dan isi dengan kegiatan positif

Karena waktu yang telah lewat itulah

yang akan menjadi sejarah dirimu

Rasanya pagi ini waktu yang pas untuk memutar kembali memori beberapa hari lalu, ditemani kopi dan cuaca cerah, benar-benar mendukung pikiran yang terbang kembali ke belakang, yaitu ketika menginjakkan kaki di puncak pangrango. Saya bersama 2 orang teman berangkat dari Jakarta menuju gunung pangrango jalur cibodas, menggunakan mobil pribadi dan memakan waktu sekitar 3 jam dari Jakarta.

Mungkin tidak perlu rasanya kuceritakan bagaimana saat persiapan pendakian, dari packing dll, karena pra pendakian kali ini hanyalah irama yang sama seperti perjalanan-perjalanan sebelumnya. Untuk pendapat pribadi tentang pendakian ini, jalur menuju puncak pangrango via cibodas memang sangat santai, pencarian informasi dari internet maupun dari teman rasanya tidak ada yang meleset, beban di tas pun tidak terlalu menjadi penghalang untuk selalu semangat menggerakkan kaki selangkah demi selangkah demi menuju puncak sejatinya.

Perijinan

Mungkin ini adalah lagu lama, dan hampir semua pendaki gunung pasti setuju bahwa salah satu gunung dengan perijinan tersulit (baca paling ribet) adalah gunung gede pangrango. Perijinan mendaki harus dilakukan maksimal 1 minggu sebelumnya dan kuota belum terisi penuh. Perijinan pun bisa dilakukan online ataupun langsung mendatangi kantor TNGP. Perjalanan kali ini pun mengalami hal yang sama, dengan kondisi tim yang kala itu masih simpang siur, dengan waktu yang semakin mendekati hari H, akhirnya terkumpullah 5 orang dengan 2 orang membatalkan diri pada hari H.

Nyubitol

Ada satu kejadian yang menurut saya agak memalukan, tepatnya setelah saya dan teman-teman saya selesai summit pangrango. Kami mendapatkan hadiah kurang ajar berupa kotoran manusia dekat dengan camp kami. Rasanya ingin meninju oknum tersebut di mukanya, sayang, sulit rasanya mencari pelaku tersebut diantara ratusan orang yang memiliki peluang yang sama melakukan hal tersebut.

Benar rasanya cerita orang-orang,mayoritas pendaki gunung gede pangrango adalah pendaki pemula bahkan nyubitol (nyubi/pemula tolol), pemula yang masih perlu diajarkan bagaimana menghormati orang lain, ataupun perlu diajarkan tata cara membuang kotoran di gunung. Mungkin ini masalah klasik yang tidak perlu diperdebatkan, tetapi tetap saja, saya masih manusia yang memiliki batasan emosi dan rasanya cukup adil bila dituliskan disini.

Care

Salah satu masalah klasik dalam pendakian adalah masalah fisik, apakah fisik drop ataupun kaki yang tidak bisa diajak kompromi. Kebetulan salah satu teman saya mengalami musibah kaki terpelintir sehingga kaki sulit untuk bergerak. Ada 1 hal yang membuat saya mengingat memori ke belakang, ketika teman saya yang sakit menyuruh untuk turun duluan. Saya jadi teringat, ketika saya berada di posisi teman saya yang sakit, kala itu saya sedang mendaki gunung kerinci. Saya pun mengatakan hal yang sama kepada 2 teman saya dengan maksud untuk tidak merepotkan dan mengganggu perjalanan. Tapi yang dilakukan teman-teman saya kala itu sungguh hebat, mereka lebih memilih untuk menunggu saya daripada berjalan ke depan dan meninggalkan saya di belakang. Memori itu itu membuat saya tidak perlu berpikir lama untuk mengambil keputusan, lebih baik berjalan dengan teman saya yang sakit demi menjaga keselamatannya daripada berjalan meninggalkannya dan sampai di basecamp duluan.

***

Rasanya sulit menuliskan semua rangkaian perjalanan, karena memang sulit untuk menggambarkan semua keindahannya dengan kata-kata. Rasanya saya benar-benar bersyukur mempunyai hobi mendaki gunung, begitu banyak manfaat yang didapat, sahabat, hingga banyak hal yang mengajarkan saya tentang kehidupan. Sayang rasanya ketika hidup hanya merasakan hiruk pikuk nya kota, tanpa pernah merasakan kaki berpijak di tanah alami, beban tas di punggung, ditambah irama jalur naik turun yang mampu membuat nafas bergejolak. Akhir kata, tidak bosan rasanya untuk mengajak pembaca untuk menjaga lingkungan, tidak hanya di gunung, tetapi di lingkungan sekitar sehari-hari, minimal tidak membuang sampah sembarangan pastinya.

Marifnst, 2013-09-11

foto-foto bisa dilihat disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Afiseaza emoticoanele Locco.Ro