Mungkin bagimu terlihat biasa
Tapi perjalanan 3 hari yang sederhana
Akan menjadi kenangan 1000 tahun yang luar biasa
5 bulan rasanya waktu yang sangat lama untuk menunggu, penantian akan mendaki gunung tertinggi di jawa yang memiliki tinggi 3676 mdpl, semeru. Mendaki gunung adalah sebuah hobi, bahkan menjadi kekasih bagi beberapa manusia yang memiliki hati santai dan senang menyatu dengan alam semesta.
Retakan kaca
Perjalanan menuju mahameru dimulai menggunakan kereta matarmaja dari stasiun senen Jakarta menuju malang. Perbatasan gerbong merupakan salah satu daerah kereta untuk bersantai bagi para perokok maupun tempat terdekat untuk menuju wc kereta. Ada sedikit momen menarik yang membuat saya berpikir, kebetulan waktu yang mempertemukan saya dengan pintu kereta dengan kondisi kaca yang sedikit rusak / retak. Yang diingat pertama kali oleh saya kala itu adalah al quran surat ar-raad ayat 11 yang berbunyi :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”
Otak saya pun jadi banyak bertanya, sudah berapa lama perusahaan kereta api ini berdiri ?, sudah berapa kali pemimpinnya berganti ?, kenapa kaca ini masih belum dilakukan perbaikan ? apakah gerbong kereta sudah dilakukan peremajaan ?. Banyak rasanya pertanyaan yang muncul dari dalam diri ini, tetapi rasanya ada satu kesimpulan yang mungkin telah disadari oleh semua orang, kita masih belum siap untuk menjadi pribadi ataupun bangsa yang maju.
Samson ranupane
Musibah tidak akan pernah bisa diprediksi kapan waktu datang maupun perginya, begitupun dengan perjalanan semeru kali ini. Salah satu teman saya menderita sakit sehingga tidak akan mampu untuk membawa beban yang sudah terpacking rapih di tas. Berbagai solusi pun akhirnya mulai didiskusikan hingga muncul 1 solusi terbaik ketika itu, sewa porter. Dengan meminta bantuan pemilik homestay tempat kami singgah sebelum pendakian, akhirnya dipanggillah satu per satu calon porter. Kebetulan hanya 2 calon porter yang bisa didatangkan, porter pertama kebetulan sudah ada acara pribadi sehingga tidak bisa untuk membantu membawa beban kami. Sang ibu pun kembali keluar dan kembali mendatangkan calon porter baru. Kesan pertama untuk porter yang satu ini benar-benar luar biasa, badan besar dan tegap benar-benar terlihat kekuatan fisiknya yang terlatih membawa beban berat. Alhamdulillah, negosiasi yang tidak terlalu alot akhirnya melahirkan kesepakatan, porter tersebut setuju untuk membantu kami membawa barang menuju kalimati. Buasan, sebut nama porter itu ketika kami berkenalan.
Kenapa bisa keluar pernyataan “Samson ranupane”?, wahai kawan, barang yang kami siapkan untuk porter tersebut mungkin sama dengan barang yang di bawa 2 – 3 orang pendaki normal. Tetapi dengan mudahnya, dia membawa barang tersebut meski beberapa kali terlihat wajah buasan yang kelelahan. Secara keseluruhan, terima kasih bang Samson ranupane buasan, you’re truly strong.
Si cantik ranukumbolo
Rintik-rintik keringat mulai terasa mengalir di badan, beban yang awalnya ringan mulai terasa membebani pundak. Tak terasa perjalanan dari ranupane sudah hampir 4 jam. Tiba-tiba, dibalik punggungan itu terlihat pemandangan kehijauan cantik bak zamrud hijau yang berkilau, itulah si cantik ranu kumbolo. Salah satu perhiasan tuhan yang diturunkan dari surga yang dengan bebas diberikan tuhan kepada ciptaannya untuk dinikmati kecantikannya. Ranukumbolo kala itu sedang ramai, terlihat ratusan tenda berdiri dengan gagah di pinggir danau tersebut. Tetap saja, kecantikanmu tidak akan berkurang yang mampu membuat pria maupun wanita akan terpesona akan keindahanmu dan berdecak kagum. “Alhamdulillah sampai juga disini”, ujarku dalam hati.
Hari terakhir pun tidak kalah Indah dan berkesan, camp terakhir kami adalah ranu kumbolo untuk menikmati matahari terbit dari timur. Pagi hari di danau itu benar-benar Indah, sinar matahari bersinar dengan cerah, ditambah pantulan kecantikannya yang mewarnai tanjakan cinta, dan saya yang duduk didalam tenda yang tidak berhenti berdecak kagum. Wahai cantikku, selalu berharap akan datang kesini lagi untuk mengunjungimu suatu saat nanti.
Padang janda, oro-oro rombo
Siluet keunguan di siang hari terlihat jelas dari padang sabana itu, oro-oro rombo namanya. Lautan lavender ungu memenuhi padang sabana luas yang cantik, dikelilingi puncakan dengan punggungan tegap menambah keindahan padang janda tersebut. Meski hanya melewatinya sekilas, tetapi tetap saja oro-oro rombo merupakan salah satu spot terbaik yang dimiliki semeru yang mampu menggugah para pendaki untuk sekedar singgah, mengambil foto maupun sekedar bersantai menikmati pemandangan.
Sebenarnya ada yang masih menjadi misteri bagi saya, apakah bunga di oro-oro rombo adalah bunga lavender ? karena ketika melewati tempat tersebut, tidak ada bau harum yang konon sangat dibenci oleh nyamuk. Jawabannya mungkin perlu dicari lagi J.
Singgasana raja, mahameru
Taburan bintang di langit dengan hembusan angin malam yang dingin, tetap tidak menurunkan semangat jiwa maupun raga untuk mengunjungi singgasana raja, puncak mahameru. Perjalanan dari kalimati menuju arcopodo yang cukup berat, ditambah batas vegetasi dengan medan pasir yang mampu membuat mental manusia menjadi ciut dan mengurungkan niat untuk mendaki puncak. Pasir-pasir seakan bertanya, “apakah kau yakin menuju puncak?”. “tentu”, jawabku dengan semangat. Medan berat pun tidak terasa capai lagi sampai tiba-tiba muncul lagi penghalang baru, mendapat panggilan alam untuk buang hajat.
Agak lucu rasanya kalau saya membatalkan niat ke puncak hanya karena buang hajat, berbagai solusi pun saya cari dan akhirnya saya memutuskan untuk tetap lanjut dan berusaha mencari tempat tertutup untuk buang hajat. Alhamdulillah, ketika tempat ditemukan dan eksekusi siap dilakukan, hasrat untuk buang hajat telah hilang dan akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak.
Luar biasa rasanya, sampai di puncak mahameru sekitar pukul 9 pagi bersama teman-teman saya. Hamparan langit luas dengan butiran-butiran awan yang Indah, menonjolkan salah satu singgasana yang luar biasa Indah milik sang raja alam, ALLAH SWT. Puncak mahameru sangat ramai kala itu, tetapi tetap tidak mengurangi rasa decak kagum dari diri manusia yang penuh kekurangan ini.
God plan is better
Saddest part, bisa dibilang bagian perjalanan paling berkesan justru bagian terakhir ini, mungkin bisa dibilang ini adalah bagian tersedih dari perjalanan semeru. Bukan karena kurang logistik di gunung, susah mencari lokasi tenda, rasa capek di perjalanan, tetapi karena berkurangnya satu teman perjalanan. Teman saya mendapatkan kecelakaan beberapa hari sebelum perjalanan dimulai yang memaksanya untuk membatalkan perjalanan ini. Ketika keberangkatan, teman saya ikut mengantarkan tim hingga stasiun dan melepas kami di kereta. Tidak banyak kata yang mampu kuucap kala itu, semua nya tertahan oleh hati yang menangis deras karena ketidakikutsertaan teman saya tersebut. Ketika sampai di stasiun senen pun seperti itu, teman saya kembali menjemput dan saya kembali menahan perasaan tersebut. Mungkin terkesan lemah, bukan lelaki, tetapi ini karena saya sangat mengerti bagaimana perasaan manusia yang sudah menunggu perjalanan cukup lama, tetapi perjalanan yang ditunggu ternyata tidak bisa dilaksanakan karena suatu hal.
Wahai kawan, semeru masih terletak di singgasananya, semoga tuhan memberikan kita kesempatan untuk menginjakkan kaki bersama di singgasana Indah tersebut, ini bukanlah suatu kesedihan, tetapi sebuah pembelajaran untuk dirimu dan tim mu. Setidaknya, telah kusampaikan semangat mu di singgasana mahameru dan kuberikan doa semoga akan tiba secepatnya waktu giliranmu berkunjung.
***
Rasanya, tulisan ini pun tidak mampu menggambarkan dengan jelas indahnya perjalanan menuju semeru, dari cantiknya ranu kumbolo, padang janda oro-oro rombo maupun puncak mahameru dengan hiasan kawah jonggring salaka dengan kepulan wedus gembel. Berat rasanya meninggalkan dirimu, tetapi pastinya keindahanmu sudah terekam Indah dalam hati dan menempati ruang tersendiri yang akan dikenang puluhan tahun ke depan. Jangan lupa, ketika menungjungi mahameru, mari tetap jaga kebersihan dan keindahan alamnya, tidak tahu diri rasanya ketika mahameru sudah memberikan keindahannya, tetapi kita balas dengan mengotorinya.
Marifnst, 20130514
Leave a Reply