Kembali Kepada-NYA

“Apabila kehidupan di penjara lebih berarti bagiku daripada kehidupan luar sana,

maka aku lebih memilih hidup disini daripada aku harus hidup disana bersama para pendusta”

Ketika melihat kehidupan manusia, sudah lumrah rasanya kita melihat adanya bahagia dan duka, dimana bahagia akan diisi dengan senyum dan canda tawa, berbanding terbalik dengan duka yang diisi dengan cemberut bahkan menangis sejadi-jadinya. Irama kehidupan yang tidak stabil menjadi warna hitam ataupun putih, rasanya kalau dipikir-pikir sebenarnya Indah untuk dijadikan bahan renungan dan membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Pernah rasanya melihat, bagaimana seorang keluarga yang sering melakukan pertengkaran berakhir dengan perceraian, ternyata ada 1 hal faktor yang hampir selalu menjadi pemicu pertengkaran tersebut, yaitu agama. Ternyata salah 1 ataupun kedua pasangan tersebut masih kurang dalam mendalami agama mereka. Kurangnya agama membuat sifat egoisme tinggi yang tak terbendung sehingga membiarkan jiwa untuk dikuasai emosi yang dikomandoi oleh setan. Dari tidak saling percaya, berkurangnya kejujuran, perselingkuhan hingga akhirnya muncul pertengkaran dan berakhir dengan perceraian.

Yang menjadi masalah kembali adalah meskipun berakhir dengan perceraian, belum bisa dipastikan masalahnya akan selesai sampai disana. Setelah bercerai yang disebabkan rasa egoisme dalam hubungan, biasanya akan dilanda rasa penyesalan bahkan mungkin rasa dendam. Bersyukur rasanya apabila penyesalan tersebut diarahkan ke jalur positif, dan akan sangat bahaya apabila malah berlanjut ke arah negatif, diawali dari rasa menyesal yang menutup akal sehat, hingga akhirnya masuk ke dalam jurang kemaksiatan.

Alhamdulillah rasanya, bagi mereka yang sudah punya pemahaman agama yang lebih, insya allah akan terhindar dari perangai buruk dan membawa kepada kebahagiaan yang hakiki. Kebahagiaan yang tidak tahu darimana datangnya, tetapi yang pasti, kebahagiaan yang datang dari ALLAH SWT adalah kebahagiaan sejati yang tidak bisa dibayar oleh apapun, dan hanya bisa didapat dari mendekatkan diri kita dengan-NYA. Sebelum tiba waktu penyesalan, mari kita kembali kepada-NYA dan berusaha memperoleh kebahagiaan hakiki tersebut.

“Mari kita berusaha untuk kembali kepada-NYA”

Marifnst, 2014-02-02

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Afiseaza emoticoanele Locco.Ro