Waktu itu saya sedang berkumpul dengan teman saya. Ketika itu kami berbicara dan mengobrol dengan topik yang bermacam-macam, dan pastinya teman saya ini akan membicarakan masalah perempuan. Dan dia ini selalu bertanya kepada saya,”apakah saya sudah mempunyai pacar?”. Saya selalu bingung dengan pertanyaan teman saya ini, apakah harus dijawab dengan iya atau tidak. Seandainya saya jawab tidak, pasti dia berkomentar kalau saya adalah orang yang tidak gaul. Dan jika saya jawab iya, tidak mungkin sekali karena jawaban tersebut tidak sesuai dengan kenyataan.
Dari kehidupan sehari-hari, saya banyak melihat teman2 saya, ada yang mempunyai sifat cuek dan seakan tidak perduli dengan lawan jenis (bahkan sering menghina seakan-akan dia tidak membutuhkan), ada yang sangat sensitif dengan perempuan, maksudnya adalah kalau dilihat dari pergerakannya, seakan-akan dia tidak mampu membiarkan hatinya kosong tanpa ada wanita, ada juga teman saya yang menyukai wanita, tetapi hanya berani berbicara banyak dibelakang tanpa berani jujur dengan perempuan yang disukainya.
Kalau saya melihat diri saya sendiri untuk periode sekarang, tampaknya saya termasuk seseorang yang cuek dengan lawan jenis, dan juga saya memang belum membutuhkannya meski kadang2 mempunyai keinginan untuk punya (ini manusiawi). Karena yang sedang menjadi focus saya sekarang adalah masalah masa depan saya. Saya sebenarnya takut untuk menjadi manusia yang gagal, tetapi itu memang sebanding dengan kegiatan dan sifat saya yang sekarang yaitu orang yang malas. Dan bisa diprediksikan, orang yang malas dan mempunyai pacar, pastinya lebih memilih pacarnya daripada pendidikannya. Dan hal ini sudah banyak terjadi dan saya tidak mau hal itu terjadi pada saya.
Dan sekarang, mungkin saya telah mempunyai kalimat untuk memberikan jawaban atas pertanyaan teman saya yang dimirip-miripkan dengan perkataan nabi yusuf AS, “seandainya tidak mempunyai pacar merupakan yang terbaik bagi saya dan membuat saya menjadi lebih dekat dengan ALLAH SWT, maka demi ALLAH, saya akan lebih memilih tidak mempunyai pacar daripada ALLAH menjauhi saya”. Semoga saudara2 seiman, apabila masih ada yang bingung dengan pertanyaan seperti yang ditanyakan teman kepada saya, semoga jawaban ini dapat sedikit membantu dalam mengatasi kegundahan hati, mudah2an bisa menambah referensi jawaban dan saudara2 seiman dapat lebih yakin untuk hidup pada jalan yang diridhai ALLAH. (amin)
“ketika seorang menusia mengetahui dirinya sedang dalam keadaan jatuh cinta, pastinya manusia tersebut memberikan yang terbaik untuknya, meski yang terbaik tersebut adalah dengan meninggalkannya dan membiarkannya bersama orang lain”.
Thx, 2 januari 2010
Leave a Reply